“Profesi dokter itu hampir 100 persennya adalah kesosialan,
seharusnya hanya sedikit berfikiran masalah income” Ujar dr. Bona
Dialog interview beasiswa Dokter
Spesialis Dompet Dhuafa beberapa hari lalu menggelitik hatiku. Seleksi
interview tersebut tepatnya dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014 berlokasi
di LKC Dompet Dhuafa. Alhamdulillah aku diamanahkan sebagai pengelola program
tersebut, namun saat interview berlangsung hanya bisa menjadi pengamat. Ya, aku
tak pernah tau tentang dunia kedokteran. Dan dari dialog tanya jawab tersebut
aku mendapatkan pengetahuan tentang pengalaman-pengalaman seorang dokter. Susah
dan senangnya mengeyam pendidikan spesialis kedokteran juga bagaimana
seharusnya menjadi seorang dokter, meskipun sepertinya lebih banyak susahnya
daripada senangnya. Butuh niatan yang lurus dan motivasi yang kuat untuk
menjadi seorang dokter yang “benar”, selain tuntutan pelajaran dan praktek yang
sulit tetapi juga lingkungan yang agak “ke kiri-an” dapat menjerumuskan seorang
dokter dalam meniti karirnya. “Dunia spesialis kedokteran itu seperti hutan
rimba” celetuk dr. Yahmin
Dalam interview tersebut aku
banyak sekali mendapat pelajaran, sebenarnya nasehat-nasehat itu ditujukan
untuk para calon peserta, tapi juga sangat mengena untuk ku. “Kamu harus punya
plan, strategi kedepan 5 tahun 10 tahun dan seterusnya itu mau bagaimana!”
Nasehat tegas dari dr. Bona sembari dijelaskan konsekuensinya seorang dokter
tidak punya planning. Sepertinya ini berlaku bukan saja untuk para dokter,
untuk siapapun yang ingin hidupnya tertata dan lebih bermanfaat maka buatlah
planning yang matang. Serasa jleb-jleb-jleb –jleb sendiri. Hahaa….
Beasiswa Dokter Spesialis Dompet
Dhuafa ini menggandeng PROKAMI (Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim
Indonesia). Setelah para peserta lulus program, maka mereka akan bergabung
bersama Dompet Dhuafa sebagai Dokter Profesional di Rumah Sehat Terpadu Dompet
Dhuafa. Jiwa sosial yang sangat tinggi menjadi poin paling penting bagi peserta
program ini. Selain itu, nilai-nilai islam turut menyertai dalam setiap
langkah, kami ingin membuktikan bahwa banyak umat Islam yang dapat menjadi
seorang pakar profesional, salah satunya dokter spesialis. Dengan begitu jati diri seorang
muslim akan semakin bernilai dan memberikan banyak manfaat untuk umat.
Terkadang, ditangan para dokter lah
seperti menjadi penentu usaha terakhir antara hidup dan mati nya seseorang.
Salut dan penghormatan tinggi ku berikan untuk para dokter, terlebih lagi para
dokter yang bertugas di pedalaman. Sungguh kehadiranmu sangat dinantikan oleh
banyak orang. Dan amalanmu tidak ada hentinya mengalir dari doa-doa orang yang
sudah engkau selamatkan.
Selamat untuk dr. Rini Spesialis
Bedah (UI), dr.Neneng Spesialis Anak (UI), dr. Herman Spesialis Penyakit Dalam
(UNBRAW), dr.Singgih Spesialis Obgyn, dan dr.Aldy Spesialis Bedah (UNSYIAH).
Selamat bergabung dalam Program Beasiswa Dokter Spesialis Dompet Dhuafa. Barakallah………
masih adakah program serupa untuk tahun ini (2016). dan apakah dokter PNS yang sedang mengambil PPDS masih bisa mendapatkan beasiswa tersebut?. mohon pencerahannya. terima kasih
BalasHapusmohon maaf dok, saya sudah tidak memegang program tersebut. dokter bisa langsung mengontak mas bayu di 0857-8103-8059 yang sekarang melanjutkan program tersebut. terima kasih :)
BalasHapus