Jika harus memilih antara pria yang sudah mapan atau yang belum punya apa-apa,
Hm... cukup sulit bukan! Hehee.. siapa sih yang tidak ingin hidup nyaman tanpa rasa khawatir tentang materil. Banyak pria bahkan menunda menikahnya dengan alasan belum cukup materil dan tidak ingin menyengsarakan anak istri. Tapi siapa bilang kalau belum punya apa-apa pasti akan menyengsarakan anak dan istri?Meskipun memang bagi laki-laki disitulah letak harga dirinya. Namun lagi-lagi kebanyakan wanita akan lebih memilih pria yang siap menanggungnya meski belum memiliki apa-apa. Karena untuk menjadi mapan membutuhkan waktu yang ukurannya pun tidak pasti. Menunggu saja sudah lelah apalagi tanpa kepastian. Hehe... Lagi pula, bukankah Allah telah menjamin akan mepalangkan rizki kepada dua orang yang bersatu dalam ikatan suci?Lalu mengapa harus ragu?Allah lho yang menjamin. Ujian keimanan akan materil. Namun kelak jika aku punya anak laki-laki. Akan kudorong ia untuk mapan sedini mungkin. Agar tidak ada keraguan dalam masa mudanya untuk menjemput calon bidadarinya. Hehe..
Menurutku, masalah jodoh adalah tentang ujian keimanan, benar-benar ujian keimanan. Yang sudah saling kenal lama atau sudah dekat pun belum tentu berjodoh. Terkadang malah jodoh yang hadir adalah yang tak pernah kita sangka, yang jarak dan waktu memisahkan, atau yang rasa cinta pun belum singgah di hati. Ada orang-orang yang sudah sangat merindu, namun tak kunjung pula belahan jiwanya hadir. Itu pun ujian keimanan. Seberapa besar kita tetap dapat berpositif thinking padaNya, seberapa lapang hati kita untuk tetap yakin akan takdirnya yang pasti selalu baik, dan seberapa dalamnya keimanan yang membuat ujian ini sebagai penambah keimanan. Bersiaplah untuk mengagumi cara Allah dalam mempertemukan tulang rusuk dengan pemiliknya. Sungguh indah (bagi orang-orang yang bersyukur).
Dan kamulah yang Allah hadirkan untukku. Ketika semua pintu kenangan masa lalu kuputuskan untuk kututup. Aku sudah pernah mencoba mengubur masa lalu, tapi hanya lelah yang ku dapat. Belajar berdamai lebih membuatku lapang menatap kedepan. Hati ini lebih plong karena tidak menyimpan benci. Ku anggap mereka adalah ujian yang Allah kirimkan agar aku belajar dari kesalahan. Dan pastinya membuatku lebih siap untuk menunggu kedatanganmu. Kau hadir di waktu yang tepat manurutNya. Bahkan tak pernah ku duga. Kau memintaku menjawab ajakanmu namun jawabannya harus karena pertimbangan keimanan, bukan pertimbangan kecocokan atw tidak, materil, perasaan, dll. Terimakasih sudah bersabar mengajariku mencintaimu dengan landasan imanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
And how about you dear....?